Minggu, 03 November 2019



ANGGARAN DASAR
FORUM KOMUNIKASI DINIYAH TAKMILIYAH


 Bahwa sesungguhnya Diniyah Takmiliyah merupakan lembaga pendidikan nonformal yang secara spesifik mengajarkan, menggali dan mengembangkan nilai-nilai ajaran Islam yang dapat meletakan dasar-dasar keilmuan untuk menciptakan masyarakat yang beriman, bertaqwa dan berakhlaqul karimah .
Bahwa sesungguhnya kelahiran dan perjuangan Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) merupakan sukses besar yang tidak terpisahkan dari cita-cita pendiri (founding fathers) Republik Indonesia untuk berkhidmat kepada bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju terwujudnya potensi seluruh komponen bangsa serta potensi yang ada termasuk FKDT secara utuh dan berkelanjutan.
Bahwa cita-cita perjuangan bangsa Indonesia dan upaya-upaya pembangunan nasional hanya terwujud secara utuh dan berkelanjutan bila seluruh komponen bangsa serta potensi yang ada termasuk FKDT menanamkan pendidikan dengan pendidikan ke-Islam-an melalui lembaga Pendidikan Madrasah Diniyah.
Dengan kesadaran yang mendalam bahwa kondisi Pendidikan Madrasah Diniyah di Indonesia merupakan pendidikan tertua dibandingkan dengan pendidikan lainnya, demikian pula besarnya semangat dan keinginan masyarakat terhadap Pendidikan Madrasah Diniyah untuk membentengi generasi penerus bangsa dengan pendidikan karakter, sehingga bangsa dan negara ini akan tercipta dalam suasana baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Atas dasar pemikiran tersebut, dengan ini disusunlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (AD/ART FKDT) sebagai berikut :


BAB I

NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1

1.               Organisasi ini bernama Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah disingkat FKDT yang didirikan di Jakarta pada tanggal 14 April 2012.
2.               Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia.

BAB II AKIDAH DAN AZAS

Pasal 2

Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah berakidah Islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Pasal 3

Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah berazaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

BAB III TUJUAN DAN USAHA

Pasal 4

Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) bertujuan mewujudkan Pendidikan yang Islami, demokratis, adil, dan sejahtera.

Pasal 5

Untuk mewujudkan tujuan Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah tersebut, maka usaha-usaha yang dilakukan adalah :
1.               Di bidang agama adalah mengaktualisasikan nilai-nilai agama Islam dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2.               Di bidang pendidikan adalah melakukan pemberdayaan masyarakat, dalam rangka peningkatan sumber daya manusia yang kritis dan berakhlakul karimah.
3.               Di bidang sosial mengupayakan perwujudan masyarakat yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan tetap berusaha memelihara jati diri guru diniyah serta meningkatkan harkat dan martabat bangsa.
4.               Di bidang ekonomi mengupayakan peningkatan kesejahteraan guru dan diniyah secara merata adil dan demokratis.
5.               Di bidang lainnya yaitu meningkatkan hubungan dan komunikasi dengan instansi-instansi terkait, berbagai organisasi keagamaan, kebangsaan, kemasyarakatan dan organisasi sosial serta organisasi profesi lainnya baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

BAB IV KEDAULATAN

Pasal 6

Kedaulatan Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) berada di tangan anggota dan sepenuhnya dilaksanakan pada Musyawarah Nasional (MUNAS).

BAB  V SIFAT DAN FUNGSI

Pasal 7

Forum    Komunikasi    Diniyah    Takmiliyah    (FKDT)    bersifat    keagamaan,    pendidikan,    sosial    dan kemasyarakatan.

Pasal 8

Fungsi Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) sebagai berikut :
1.               Wadah pemberdayaan dan pengembangan SDM pada Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah.
2.               Wadah silaturrahim
3.               Wadah koordinasi, konsultasi dan interaksi antar diniyah.

BAB VI ATRIBUT

Pasal 9

Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) mempunyai lambang, hymne, mars dan atribut lainnya yang penggunaannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VII KEANGGOTAAN

Pasal 10

1.         Anggota Biasa, yaitu Madrasah Diniyah Takmiliyah dan atau sejenisnya yang terdaftar di Kementerian Agama RI
2.         Anggota Kehormatan, yaitu individu yang peduli dan mau berkontribusi dalam memajukan Madrasah Diniyah Takmiliyah dan atau sejenisnya.
3.         Penjelasan keanggotaaan sebagaimana ayat 1 dan 2 diatur tersendiri dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VIII

HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 11

Anggota Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) mempunyai hak dan kewajiban yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB IX

STRUKTUR ORGANISASI DAN MASA KHIDMAH
Pasal 12

Struktur Kepengurusan Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah mempunyai tingkatan sebagai berikut :
1.               Pengurus FKDT di tingkat pusat, selanjutnya disebut Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah yang disingkat DPP-FKDT, berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia.
2.               Pengurus FKDT di tingkat provinsi, selanjutnya disebut Dewan Pengurus Wilayah Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah yang disingkat DPW-FKDT, berkedudukan di Ibu Kota Provinsi.
3.               Pengurus FKDT di tingkat Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Dewan Pengurus Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah yang disingkat (PC-FKDT), berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten/Kota.
4.               Pengurus FKDT di tingkat Kecamatan, selanjutnya disebut Dewan Pengurus Anak Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah yang disingkat DPAC-FKDT, berkedudukan di Ibu Kota Kecamatan.
5.               Pengurus FKDT di tingkat Kelurahan/Desa, selanjutnya disebut Pengurus Ranting Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah yang disingkat PR-FKDT, berkedudukan di Kelurahan/Desa.

Pasal 13

Susunan dan personalia pengurus FKDT diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 14

Masa Khidmah pengurus FKDT diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

BAB X

HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 15

Hak dan kewajiban pengurus FKDT diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

BAB XI  PERMUSYAWARATAN

Pasal 16

1.               Bentuk permusyawaratan adalah MUNAS, MUSWIL, MUSCAB, MUSANCAB DAN MUSRAN
2.               Jenis permusyawaratan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XII KEUANGAN

Pasal 17

1.               Keuangan organisasi didapat dari iuran anggota, sumbangan yang tidak mengikat dan usaha lain yang halal dan sah.
2.               Pengelolaan keuangan dilakukan oleh masing-masing tingkatan kepengurusan.

BAB XIII PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 18

1.               Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan oleh MUNAS yang khusus diadakan untuk itu, dengan ketentuan quorum.
2.               Tata cara pembubaran organisasi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
3.               Kekayaan organisasi setelah organisasi dibubarkan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XIV ATURAN TAMBAHAN

Pasal 19
1.         FKDT merupakan mitra Kementerian Agama dalam pengembangan Madrasah Diniyah Takmiliyah
2.         FDKT memiliki kemitraan dengan badan, lembaga, dan atau sejenisnya dalam peningkatan mutu pendidikan

BAB XV KETENTUAN PENUTUP

Pasal 20

1.               Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur kemudian dalam Anggaran Rumah Tangga.
2.               Anggaran dasar ini hanya dapat diubah oleh MUNAS atau MUNASLUB
3.               Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.



Di tetapkan di
:
Jakarta
Pada tanggal
:
06 Mei 2017

MUSYAWARAH NASIONAL II (MUNAS II)

PENGURUS PUSAT FORUM KOMUNIKASI DINIYAH TAKMILIYAH (DPP FKDT)


Pimpinan Sidang Pleno III
Ketua


SURYANA, M.Si
Sektretaris


JAZULI PURNOMO, S.Pd.I

ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM KOMUNIKASI DINIYAH TAKMILIYAH

BAB I
MAKNA LAMBANG DAN PENGGUNAAN LAMBANG
Pasal 1

1.               Berbentuk Segi Lima (Rukun Islam & Pancasila)
2.               Warna dasar putih (kesucian perjuangan)
3.               Bintang (tingginya cita-cita kepada Allah)
4.               Padi & kapas (kesejahteraan guru dan warga diniyah)
5.               Kitab terbuka (sumber ilmu, al qur`an dan assunnah)
6.               Tangan berjabat (kekokohan silaturrahim)
7.               Pena ditengah kitab (belajar yang terus menerus)


BAB II KEANGGOTAAN

Pasal 2

Anggota FKDT terdiri dari :
1.               Anggota Biasa, yaitu penyelenggara, pengelola, dan atau pendidik (asatidz) yang masih aktif memberikan layanan pada Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah jenjang awaliyah, wustha dan ‘ulya
2.               Anggota kehormatan ialah setiap orang yang telah berjasa kepada organisasi dan disetujui penetapannya serta disahkan oleh rapat Pengurus Harian FKDT.

BAB III

TATA CARA PENERIMAAN ANGGOTA
Pasal 3

1.               Penerimaan anggota dapat dilakukan di tingkat Kelurahan/Desa, kecamatan, kabupaten/kota dan atau propinsi domisili calon anggota.
2.               Pengelolaan administrasi penerimaan anggota diatur oleh pengurus pusat.
3.               Anggota kehormatan diusulkan dalam rapat harian pengurus Kelurahan/Desa, Kecamatan, rapat harian pengurus Kabupaten/kota, rapat harian pengurus propinsi dan atau rapat harian pengurus pusat.
4.               Penetapan anggota kehormatan dilakukan pengurus organisasi pada masing-masing tingkatan setelah mendapatkan persetujuan dari organisasi.

BAB IV KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 4

Anggota FKDT berkewajiban :
1.               Beragama Islam
2.               Memiliki akhlaqul karimah.
3.               Menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan organisasi.
4.               Setia kepada organisasi.
5.               Tunduk dan patuh kepada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, peraturan dan keputusan organisasi.
6.               Berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi.
7.               Mendukung dan mensukseskan program-program organisasi.

BAB V HAK ANGGOTA

Pasal 5

Anggota FKDT berhak :
1.               Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi.
2.               Memperoleh pelayanan, pendidikan, pelatihan, bimbingan serta pembelaan dari organisasi.
3.               Mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, memberikan usul dan saran yang bersifat membangun.
4.               Memilih dan dipilih menjadi pengurus organisasi dan atau melaksanakan tugas lain yang diamanatkan organisasi.
5.               Mendapatkan kemaslahatan dari kegiatan-kegiatan organisasi.

BAB VI PEMBINAAN ANGGOTA

Pasal 6

Pembinaan terhadap Madrasah Diniyah Takmiliyah dilakukan dalam bentuk pembinaan SDM

Pasal 7
Pembinaan terhadap Anggota Kehormatan dilakukan melalui kegiatan konsultasi, koordinasi dan konsolidasi.

BAB VII PEMBERHENTIAN ANGGOTA

Pasal 8

1.               Anggota biasa dan anggota kehormatan FKDT berhenti keanggotaannya karena :
a.               Meninggal dunia
b.               Atas permintaan sendiri
c.               Melanggar AD/ART
2.               Pemberhentian sebagaimana ayat 1 huruf (b) dan (c) ditetapkan dengan Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh pengurus ditingkatan masing-masing.

BAB VIII DEWAN PEMBINA

Pasal 9

1.               Dewan Pembina adalah yang memiliki kewenangan dalam mengambil dan menentukan kebijkan.
2.               Dewan Pembina dibentuk dalam kepengurusan FKDT ditingkat Pusat, Wilayah, Cabang, Anak Cabang dan Ranting.
3.               Dewan Pembina ditetapkan di masing-masing tingkatan kepengurusan sesuai kebutuhan.
4.               Dewan Pembina berkewajiban memberikan pertimbangan, saran, nasehat baik diminta maupun tidak yang dilakukan baik secara perorangan maupun kolektif sesuai dengan tingkatan kepengurusan masing-masing.
5.               Dewan Pembina berhak Mendapatkan laporan secara periodik dari Dewan Pengurus pada tingkatannya masing – masing.

BAB IX

DEWAN PERTIMBANGAN
Pasal 10

1.         Dewan Pertimbangan ditetapkan dalam kepengurusan FKDT ditingkat Pusat, Wilayah, Cabang, Anak Cabang, dan Ranting.
2.         Dewan Pertimbangan ditetapkan oleh Dewan Pembina berdasarkan Rapat Dewan Pembina di masing- masing tingkatan kepengurusan sesuai kebutuhan.
3.         Dewan Pertimbangan merupakan badan kepengawasan yang berkewajiban:
a.    Menilai, memberikan pertimbangan, saran, nasehat baik diminta maupun tidak, berdasarkan laporan maupun temuan, secara perorangan maupun kolektif sesuai dengan tingkatan kepengurusan masing-masing.
b.    Melaporkan hasil penilaian terhadap kinerja pengurus organisasi sesuai dengan tingkatan kepengurusan masing-masing kepada Dewan Pembina.
c.    Dalam hal terjadi kevakuman kepengurusan maka Dewan Pertimbangan mengambil alih pengurus pada masing – masing tingkatan dan dilakukan pemilihan pengurus baru.
4.         Dewan Pertimbangan berhak mendapatkan laporan secara periodik dari pengurus di masing-masing tingkatan.

BAB X

SUSUNAN PENGURUS ORGANISASI
Pasal 11

Dewan Pengurus Pusat


1.               Pengurus Harian Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP-FKDT) adalah pengurus yang menerima amanat Munas sebagai pengurus dan memegang tanggung jawab tertinggi organisasi baik kedalam maupun keluar.
2.               Pengurus Harian Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP-FKDT) terdiri dari : Ketua Umum, waketum, beberapa wakil ketua, sekretaris jendral, beberapa wakil sekretaris, Bendahara, wakil bendahara, departemen dan lembaga-lembaga
3.               Kepengurusan Harian Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP-FKDT) disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM dengan perubahan Akta Notaris.
4.               Kepengurusan Departemen dan Lembaga disahkan dan ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP- FKDT)

Pasal 12

Dewan Pengurus Wilayah


1.               Pengurus Harian Dewan Pengurus Wilayah Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPW-FKDT) adalah pengurus yang menerima amanat Musyawarah Wilayah (MUSWIL) sebagai pengurus dan memegang tanggung jawab organisasi di tingkat Provinsi baik kedalam maupun keluar.
2.               Pengurus Harian Dewan Pengurus Wilayah Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPW-FKDT) dapat dibentuk di tiap Provinsi atau Daerah Istimewa dimana telah berdiri paling sedikit lima Dewan Pengurus Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPC-FKDT) dan atau di sesuaikan dengan kondisi masing-masing.
3.               Pengurus Harian Dewan Pengurus Wilayah Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPW-FKDT) terdiri dari : Ketua, beberapa Wakil Ketua, Sekretaris, Beberapa Wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara, Departemen dan Lembaga.
4.               Pengurus Harian Dewan Pengurus Wilayah Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPW-FKDT) disahkan dan ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP- FKDT).
5.               Dalam hal ayat (2) di atas tidak terpenuhi, Pengurus Harian Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP-FKDT) dapat membentuk Pelaksana Harian Kepengurusan di Provinsi.

Pasal 13

Dewan Pengurus Cabang


1.               Pengurus Harian Dewan Pengurus Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPC-FKDT) adalah pengurus di tingkat Kabupaten/Kota yang menerima amanat Musyawarah Cabang (MUSCAB) sebagai pengurus dan memegang tanggung jawab organisasi di tingkat Kabupaten/Kota baik ke dalam maupun keluar.
2.               Pengurus Harian Dewan Pengurus Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPC-FKDT) dapat dibentuk ditiap Kabupaten/Kota dimana telah berdiri paling sedikit 3 (tiga) Dewan Pengurus Anak Cabang (DPAC-FKDT).
3.               Pengurus DPC-FKDT Kabupaten/Kota terdiri dari : Ketua, beberapa Wakil Ketua, Sekretaris, beberapa Wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara, Departemen dan Lembaga.
4.               Pengurus Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPC-FKDT) disahkan dan ditetapkan oleh Pengurus Wilayah (DPW-FKDT).

Pasal 14

Pengurus Anak Cabang


1.   Pengurus Harian Anak Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (PAC-FKDT) adalah pengurus di tingkat Kecamatan yang menerima amanat Musyawarah Anak Cabang (MUSANCAB) untuk dan memegang tanggung jawab di tingkat Kecamatan baik kedalam maupun keluar.
2.   Pengurus Anak Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (PAC-FKDT) dapat dibentuk di Kecamatan.
3.   Pengurus Anak Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (PAC-FKDT) terdiri dari : Ketua, beberapa Wakil Ketua, Sekretaris, beberapa Wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara, Departemen dan Lembaga.
4.  Pengurus Anak Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (PAC-FKDT) disahkan dan ditetapkan oleh Dewan Pengurus Cabang (DPC-FKDT)

Pasal 15

Pengurus Ranting


1.                   Pengurus Harian Ranting Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (PR-FKDT) adalah pengurus di tingkat Kelurahan/Desa yang menerima amanat Musyawarah Ranting untuk dan memegang tanggung jawab di tingkat Kecamatan baik kedalam maupun keluar.
2.                   Pengurus Harian Ranting Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (PR-FKDT) dapat dibentuk di daerah Kelurahan/Desa.
3.                   Pengurus Harian Ranting Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (PR-FKDT) terdiri dari : Ketua, beberapa Wakil Ketua, Sekretaris, beberapa Wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara, Departemen dan Lembaga.
5. Pengurus Harian Ranting Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (PR-FKDT) disahkan dan ditetapkan oleh Pengurus Cabang (PC-FKDT)

BAB XI MASA KHIDMAH

Pasal 16

1.  Dewan Pengurus Pusat (DPP-FKDT) dipilih untuk masa khidmah 5 tahun, dan dapat dipilih kembali, kecuali untuk jabatan Ketua Umum hanya dapat dipilih untuk dua kali masa Khidmah.
2.  Dewan Pengurus Wilayah (DPW-FKDT) dipilih untuk masa khidmah 5 tahun dan dapat dipilih kembali, kecuali untuk jabatan Ketua hanya dapat dipilih untuk dua kali masa Khidmah.
3.  Dewan Pengurus Cabang (DPC-FKDT) dipilih untuk masa khidmah 5 tahun dan dapat dipilih kembali, kecuali untuk jabatan Ketua hanya dapat dipilih untuk dua kali masa Khidmah.
4.  Dewan Pengurus Anak Cabang (DPAC-FKDT) dipilih untuk masa khidmah 4 tahun dan dapat dipilih kembali, kecuali untuk jabatan Ketua hanya dapat dipilih untuk dua kali masa khidmah.

5.  Pengurus Ranting (PR-FKDT) dipilih untuk masa khidmah 4 tahun dan dapat dipilih kembali, kecuali untuk jabatan Ketua hanya dapat dipilih untuk dua kali masa khidmah.

BAB XII

SYARAT-SYARAT MENJADI PENGURUS
Pasal 17

Anggota biasa FKDT dapat dipilih menjadi Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Dewan Pengurus Cabang, Pengurus Anak Cabang, dan Pengurus Ranting dengan syarat :
1.               Berprestasi, berdedikasi dan loyal kepada organisasi.
2.               Mampu dan aktif menjalankan organisasi.
3.               Berakhlaqul karimah.


BAB XIII KEWAJIBAN PENGURUS

Kewajiban Dewan Pengurus Pusat (DPP-FKDT)
Pasal 18

Dewan Pengurus Pusat berkewajiban :
1.         Menjalankan semua ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, keputusan MUNAS dan keputusan organisasi.
2.         Melaksanakan Munas.
3.         Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Nasional (MUNAS).
4.         Mengesahkan dan menetapkan Pengurus Wilayah.
5.         Menentukan kebijakan umum sesuai AD/ART untuk menjalankan organisasi.
6.         Memberikan perlindungan dan pembelaan kepada anggota yang memerlukan.
7.         Memperhatikan dan melaksanakan saran-saran Dewan Pembina dan Dewan Pertimbangan.

Pasal 19

Kewajiban Dewan Pengurus Wilayah (DPW-FKDT)

Dewan Pengurus Wilayah berkewajiban :
1.                   Menjalankan semua ketentuan yang tercantum dalam AD/ART keputusan Munas, keputusan musyawarah wilayah dan raker wilayah.
2.                   Melaksanakan Musyawarah Wilayah (MUSWIL).
3.                   Mengesahkan dan menetapkan Pengurus Cabang.
4.                   Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Wilayah (MUSWIL).
5.                   Memberikan perlidungan dan pembelaan kepada anggota yang memerlukan.
6.                   Memperhatikan dan melaksanakan saran-saran Dewan Pembina dan Dewan Pertimbangan.

Pasal 20

Kewajiban Dewan Pengurus Cabang (DPC – FKDT)

Dewan Pengurus Cabang berkewajiban :
1.         Menjalankan semua ketentuan yang tercantum dalam AD/ART keputusan Munas, keputusan Muswil, dan keputusan Muscab.
2.         Melaksanakan musyawarah Cabang (Muscab)
3.         Mengesahkan dan menetapkan Pengurus Anak Cabang
4.         Memberikan pertanggungjawaban kepada musyawarah Cabang (Muscab).
5.         Memberikan perlindungan dan pembelaan kepada anggota yang memerlukan.
6.         Memperhatikan dan melaksanakan saran-saran Dewan Pembina dan Dewan Pertimbangan.

Pasal 21

Kewajiban Dewan Pengurus Anak Cabang(DPAC-FKDT)


Pengurus Anak Cabang berkewajiban :
2.         Menjalanakan semua ketentuan yang tercantum dalam AD/ART keputusan Munas, keputusan Muswil, Keputusan Muscab.
3.         Melaksanakan Musyawarah Anak Cabang (Musancab)
4.         Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Anak Cabang (Musancab).
5.         Memberikan perlidungan dan pembelaan kepada anggota yang memerlukan.
6.         Memperhatikan dan melaksanakan saran-saran Dewan Pembina dan Dewan Pertimbangan.

Pasal 22

Kewajiban Pengurus Ranting (PR-FKDT)


Pengurus Ranting berkewajiban :
1.         Menjalanakan semua ketentuan yang tercantum dalam AD/ART keputusan Munas, keputusan Muswil, Keputusan Musran.
2.         Melaksanakan Musyawarah Ranting (Musran)
4.         Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Ranting (Musran).
5.         Memberikan perlidungan dan pembelaan kepada anggota yang memerlukan.
6.         Memperhatikan dan melaksanakan saran-saran Dewan Pembina dan Dewan Pertimbangan.

BAB XIV HAK PENGURUS

Pasal 23

Hak Dewan Pengurus Pusat


Dewan Pengurus Pusat berhak :
1.         Mengambil kebijakan organisasi tingkat pusat.
2.         Membuat Surat Keputusan dan ketetapan untuk Pengurus Wilayah se Indonesia
3.         Membatalkan keputusan atau kebijaksanaan Pengurus Wilayah yang bertentangan dengan AD/ART atas usulan Dewan Pembina dan Dewan Pertimbangan.
4.         Membekukan Pengurus Wilayah.
5.         Menerbitkan KTA (Kartu Tanda Anggota) untuk anggota biasa dan anggota kehormatan.
6.         Memberikan penghargaan kepada pengurus FKDT berdasarkan pertimbangan pengurus.





Dewan Pengurus Wilayah berhak :

Pasal 24

Hak Dewan Pengurus Wilayah


1.         Mengambil kebijakan organisasi tingkat Wilayah
2.         Membuat Surat Keputusan dan ketetapan untuk Pengurus Cabang se Provinsi.
3.         Membatalkan keputusan atau kebijaksanaan Pengurus Cabang yang bertentangan dengan AD/ART atas usulan Dewan Pembina dan Dewan Pertimbangan.
4.         Membekukan Pengurus Cabang.
5.         Merekomendasikan data untuk diterbitkan KTA (Kartu Tanda Anggota) kepada Pengurus Besar
6.         Memberikan penghargaan kepada pengurus FKDT berdasarkan pertimbangan pengurus.





Dewan Pengurus Cabang berhak :

Pasal 25

Hak Dewan Pengurus Cabang


1.         Mengambil kebijakan organisasi Pengurus Cabang
2.         Membuat Surat Keputusan dan ketetapan untuk Pengurus Anak Cabang se Kabupaten/Kota.
3.         Membatalkan keputusan atau kebijaksanaan Pengurus Anak Cabang yang bertentangan dengan AD/ART atas usulan Dewan Pembina.

4.         Membekukan Pengurus Anak Cabang se Kabupaten/Kota
5.         4. Merekomendasikan Data untuk diterbitkan KTA (Kartu Tanda Anggota) kepada Pengurus Wilayah.
6.         5. Memberikan penghargaan kepada pengurus FKDT berdasarkan pertimbangan pengurus





Pengurus Anak Cabang berhak :

Pasal 26

Hak Dewan Pengurus Anak Cabang


1.         Mengambil kebijakan organisasi Pengurus Anak Cabang
2.         Mengusulkan KTA (Kartu Tanda Anggota) kepada Pengurus Cabang.





Pengurus Anak Ranting berhak :

Pasal 27

Hak Pengurus Ranting


1.         Mengambil kebijakan organisasi Pengurus Ranting
2.         Mengusulkan KTA (Kartu Tanda Anggota) kepada Pengurus Ranting.

BAB XV PEMBEKUAN PENGURUS

Pasal 28

1.   Pengurus Pusat dapat dibekukan melalui Munaslub dengan memperhatikan saran dan pertimbangan Dewan Pertimbangan.
2.   Pengurus Pusat dapat membekukan Pengurus Wilayah melalui Muswilub dengan memperhatikan saran dan pertimbangan Dewan Pertimbangan.
3.   Pengurus Wilayah dapat membekukan Pengurus Cabang melalui Muscablub dengan memperhatikan saran dan pertimbangan Dewan Pertimbangan.
4.   Pengurus Cabang dapat membekukan Pengurus Anak Cabang melalui Musancablub dengan memperhatikan saran dan pertimbangan Dewan Pertimbangan.
5.   Pembekuan tersebut didasarkan atas keputusan sekurang-kurangnya rapat pengurus harian dengan memperhatikan saran dan pertimbangan Dewan Pertimbangan..
6.   Alasan pembekuan harus benar-benar kuat baik ditinjau dari segi syarat maupun AD/ART organisasi, antara lain :
a.     Dewan Pengurus Pusat (DPP)
1)       Melanggar AD/ART Organisasi (tidak melaksanakan Munas/Muskernas/Rakernas/Rakornas, dan laporan pertanggungjawaban).
2)       Melanggar nilai-nilai akhlaqul karimah.
b.    Dewan Pengurus Wilayah (DPW)
1)         AD/ART Organisasi (Tidak melaksanakan Muswil/Muskerwil/Rakerwil/Rakorwil, dan laporan pertanggungjawaban).
2)         Melanggar nilai-nilai akhlaqul karimah.
c.    Dewan Pengurus Cabang (DPC)
1)       AD/ART Organisasi (Tidak melaksanakan Muscab/Muskercab/Rakercab/Rakorcab, dan laporan pertanggungjawaban).
2)       Melanggar nilai-nilai akhlaqul karimah.
d.    Dewan Pengurus Anak Cabang (DPAC)
1)         AD/ART Organisasi (Tidak melaksanakan Musancab/Muskerancab/Rakerancab/Rakorancab, dan laporan pertanggungjawaban).
2)         Melanggar nilai-nilai akhlaqul karimah.

BAB XVI PENGGANTIAN PENGURUS

Pasal 29

1.                   Penggantian pengurus dapat dilakukan sebelum masa Khidmahnya berakhir apabila yang bersangkutan tidak dapat menunaikan kewajibannya sebagai pengurus.
2.                   Tata cara penggantian pengurus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini akan diatur dalam Peraturan Organisasi (PO) yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat melalui pertimbangan dari Dewan Pembina dan Dewan Pertimbangan.

BAB XVII

PENGISIAN KEKOSONGAN JABATAN ANTAR WAKTU
Pasal 30
1.                   Apabila terjadi kekosongan jabatan dalam masa Khidmah kepengurusan FKDT, maka diisi oleh pejabat sementara yang ditetapkan dalam rapat pleno sampai diselenggarakannya Munas, Muswil, Muscab dan Musancab.
2.                   Tata cara pengisian kekosongan jabatan akan diatur dalam Peraturan Organisasi (PO).

BAB XVIII PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 31
1.         Forum permusyawaratan untuk pengambilan keputusan organisasi meliputi:
a.     Tingkat Pusat: Munas, Munaslub, Rakernas, Rakornas, dan Rapimnas.
b.     Tingkat Wilayah: Muswil, Muswillub, Rakerwil, Rakorwil dan Rapimwil.
c.     Tingkat Cabang: Muscab, Muscablub, Rakercab, Rakorcab dan Rapimcab.
d.     Tingkat Anak Cabang: Musancab, Musancablub, Rakerancab, Rakorancab, dan Rapimancab.
2.         Rapat untuk pengambilan keputusan organisasi, meliputi: rapat harian, rapat pleno, dan rapat departemen/lembaga.

Pasal 32

Musyawarah Nasional (MUNAS)


1.                   Munas sebagai permusyawaratan dan pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi yang diselenggarakan sekali dalam 5 (lima) tahun.
2.                   Munas diselenggarakan untuk :
a.     Menilai pertanggungjawaban Pengurus Pusat.
b.     Menetapkan program umum organisasi.
c.     Menilai dan Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
d.     Merumuskan    kebijaksanaan    organisasi    berkaitan    dengan    pendidikan,    kebangsaan    dan kemasyarakatan.
3.                   Munas diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Pusat.
4.                   Munas dihadiri oleh :
a.     Dewan Pembina (minimal satu orang)
b.     Dewan Pertimbangan (minimal satu orang)
c.     Pengurus Pusat
d.     Pengurus Wilayah
e.     Pengurus Cabang
f.      Undangan yang ditetapkan pengurus.
5.                   Munas dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang yang sah.
6.                   Hak suara diatur sebagai berikut :
a.    Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b.    Dewan Pertimbangan memiliki hak bicara.
c.    Pengurus Pusat memiliki hak bicara, hak memilih dan dipilih
d.    Pengurus Wilayah memiliki hak bicara, hak memilih dan dipilih

e.    Pengurus Cabang memiliki hak bicara, memilih dan di pilih.
f.      Undangan yang ditetapkan pengurus, memiliki hak bicara.
7.                   Tata Tertib Munas dan tata cara pemilihan ketua Umum dibuat oleh Pengurus Pusat dengan pengesahan sidang pleno Munas.
8.                   Pembentukan Pengurus Pusat melalui rapat Tim Formatur.
9.                   Menentukan Tim Formatur yang diatur dalam Peraturan Organisasi (PO)
10.             Menyusun kelengkapan pengurus besar melalui Tim Formatur.

Pasal 33

Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB)


1.         Dalam keadaan istimewa Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diadakan sewaktu-waktu atas:
a.     Saran dan pertimbangan Dewan Pertimbangan.
b.     Usulan Pengurus Pusat
c.    Permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Wilayah yang sah.
2.         Munaslub dihadiri oleh :
a.    Dewan Pembina (minimal satu orang)
b.    Dewan Pertimbangan (minimal satu orang)
b.    Pengurus Pusat
c.    Pengurus Wilayah
d.    Pengurus Cabang, dan
e.    Undangan yang ditetapkan panitia.
3.         Munaslub diadakan dan dipimpin oleh panitia yang dibentuk oleh Dewan Pembina, Dewan Pertimbangan dan atau Pengurus Pusat.
4.         Munaslub dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Wilayah.
5.         Hak suara dalam Munaslub diatur sebagai berikut :
a.    Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b.    Dewan Pertimbangan memiliki hak bicara.
c.    Pengurus Besar memiliki hak bicara, hak memilih dan dipilih
d.    Pengurus Wilayah memiliki hak bicara, hak memilih dan dipilih
e.    Pengurus Cabang memiliki hak bicara, memilih. Dan di pilih.
f.      Undangan yang ditetapkan panitia, memiliki hak bicara.
6.         Tata tertib Munaslub dan tata cara pemilihan ketua ditetapkan melalui sidang pleno Munaslub.
7.         Pembentukan Pengurus Pusat melalui rapat Tim Formatur.
8.         Masa Khidmah kepengurusan hasil Munaslub meneruskan masa khidmah sebelumnya.

Pasal 34

Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)


1.                   Rakernas diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Pusat atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Wilayah yang sah.
2.                   Rakernas diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Pusat.
3.                   Rakernas dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Wilayah yang sah.
4.                   Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.                   Rakernas diadakan untuk merumuskan program-program kerja.
6.                   Rakernas dihadiri oleh :
a.     Pengurus Pusat
b.     Pengurus Wilayah
c.     Undangan yang ditetapkan pengurus.

Pasal 35

Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas)

1.                   Rakornas diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Pusat atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Wilayah yang sah.
2.                   Rakornas diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Pusat.
3.                   Rakornas dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Wilayah yang sah.
4.                   Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.                   Rakornas diadakan untuk membicarakan hal-hal teknis dan pengorganisasian pelaksanaan program kerja.
6.                   Rakornas dihadiri oleh :
a.     Pengurus Pusat
b.     Pengurus Wilayah
c.     Undangan yang ditetapkan pengurus.

Pasal 36

Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas)

1.                   Rapimnas diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Pusat atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Wilayah yang sah.
2.                   Rapimnas diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Pusat
3.                   Rapimnas dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Wilayah yang sah.
4.                   Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.                   Rapimnas diadakan untuk :
a.    Membicarakan hal-hal penting yang timbul selama kepengurusan.
b.    Merumuskan materi yang dipersiapkan sebagai bahan Munas dan atau Munaslub.
c.    Melakukan penilaian dan evaluasi atas kinerja pengurus dalam pelaksanaan program kerja.
6.                   Rapimnas dihadiri oleh :
a.     Pengurus Pusat
b.     Pengurus Wilayah
c.     Undangan yang ditetapkan pengurus.

Pasal 37

Musyawarah Wilayah (Muswil)

1.         Musyawarah Wilayah diselenggarakan 5 (lima) tahun sekali oleh Dewan Pengurus Wilayah.
2.         Musyawarah Wilayah diadakan untuk :
a.     Meminta pertanggungjawaban Pengurus Wilayah.
b.     Menetapkan program kerja Pengurus Wilayah.
c.     Memilih Pengurus Wilayah.
3.         Muswil diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Wilayah.
4.         Musyawarah Wilayah dihadiri oleh :
a.     Dewan Pembina (minimal satu orang)
b.     Dewan Pertimbangan (minimal satu orang)
c.     Pengurus Pusat (minimal 1 orang)
d.     Pengurus Wilayah
e.     Pengurus Cabang.
f.      Undangan yang ditetapkan pengurus.
5.         Muswil dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Pengurus Cabang yang sah.
6.         Hak suara diatur sebagai berikut :
a.    Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b.    Dewan Pertimbangan memiliki hak bicara.
c.    Pengurus Pusat memiliki hak bicara.

d.    Pengurus Wilayah memiliki hak bicara, hak memilih dan dipilih
e.    Pengurus Cabang memiliki hak bicara, hak memilih dan dipilih.
f.      Undangan yang ditetapkan pengurus memiliki hak bicara.
7.       Tata Tertib Muswil dan tata cara pemilihan ketua dibuat oleh Pengurus Wilayah dengan pengesahan sidang pleno Muswil.
8.       Pembentukan Pengurus Wilayah melalui rapat Tim Formatur.

Pasal 38

Musyawarah Wilayah Luar Biasa (Muswillub)

1.         Dalam keadaan istimewa Musyawarah Wilayah Luar Biasa dapat diadakan sewaktu-waktu atas:
a.    Saran dan pertimbangan Dewan Pembina dan Dewan Pertimbangan.
b.    Usulan Pengurus Wilayah
c.    Permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Cabang yang sah.
2.         Muswillub dihadiri oleh :
a.    Dewan Pembina (minimal satu orang)
b.    Dewan Pertimbangan (minimal satu orang)
c.    Pengurus Pusat (minimal satu orang)
d.    Pengurus Wilayah
e.    Pengurus Cabang
f.      Undangan yang ditetapkan pengurus.

3.         Muswillub diadakan dan dipimpin oleh panitia yang dibentuk oleh Dewan Pembina , Dewan Pertimbangan dan atau Pengurus Wilayah.
4.         Muswillub dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Cabang yang sah.
5.         Hak suara dalam Muswilub diatur sebagai berikut :
a.    Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b.    Dewan Pertimbangan memiliki hak bicara.
c.    Pengurus Pusat memiliki hak bicara
d.    Pengurus Wilayah memiliki hak bicara, hak memilih dan hak dipilih
e.    Pengurus Cabang memiliki hak bicara dan hak memilih.
f.      Undangan yang ditetapkan panitia memiliki hak bicara.
6.         Tata tertib Muswillub dan tata cara pemilihan ketua ditetapkan melalui sidang pleno Muswillub.
7.         Pembentukan Pengurus Wilayah melalui rapat Tim Formatur.

Pasal 39

Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil)

1.   Rakerwil diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Wilayah atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Cabang yang sah.
2.   Rakerwil diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Wilayah.
3.   Rakerwil dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Cabang yang sah.
4.   Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.   Rakerwil diadakan untuk merumuskan program-program kerja.
6.   Rakerwil dihadiri oleh :
a.    Pengurus Wilayah
b.    Pengurus Cabang
c.    Undangan yang ditetapkan pengurus.

Pasal 40

Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil)

1.   Rakorwil diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Wilayah atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Cabang yang sah.
2.   Rakorwil diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Wilayah.
3.   Rakorwil dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Cabang yang sah.
4.   Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.   Rakorwil diadakan untuk membicarakan hal-hal teknis dan pengorganisasian pelaksanaan program kerja.
6.   Rakorwil dihadiri oleh :
a.    Pengurus Wilayah
b.    Pengurus Cabang
c.    Undangan yang ditetapkan pengurus.

Pasal 41

Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil)

1.   Rapimwil diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Wilayah atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Cabang yang sah.
2.   Rapimwil diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Wilayah.
3.   Rapimwil dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Cabang yang sah.
4.   Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.   Rapimwil diadakan untuk :
a.    Membicarakan hal-hal penting yang timbul selama kepengurusan.
b.    Merumuskan materi yang dipersiapkan sebagai bahan Muswil dan atau Muswillub.
c.    Melakukan penilaian dan evaluasi atas kinerja pengurus dalam pelaksanaan program kerja.
6.   Rapimwil dihadiri oleh :
a.    Pengurus Wilayah
b.    Pengurus Cabang
c.    Undangan yang ditetapkan pengurus.

Pasal 42

Musyawarah Cabang (Muscab)

1.                   Musyawarah Cabang diselenggarakan 5 (lima) tahun sekali oleh Pengurus Cabang atau dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari utusan Pengurus Anak Cabang yang sah.
2.                   Musyawarah Cabang diadakan untuk :
a.    Meminta pertanggungjawaban Dewan Pengurus Cabang.
b.    Menetapkan program kerja Dewan Pengurus Cabang.
c.    Memilih Dewan Pengurus Cabang.
3.                   Muscab diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus Cabang.
4.                   Musyawarah Cabang dihadiri oleh :
a.    Dewan Pembina (minimal satu orang)
b.    Dewan Pertimbangan (minimal satu orang)
c.    Pengurus Wilayah
d.    Pengurus Cabang.
e.    Pengurus Anak Cabang
f.      Undangan yang ditetapkan pengurus.
5.                   Muscab dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Pengurus Anak Cabang yang sah.
6.                   Hak suara diatur sebagai berikut :
a.    Dewan Pembina memiliki hak bicara.

b.    Dewan Pertimbangan memiliki hak bicara.
c.    Pengurus Wilayah memiliki hak bicara.
d.    Pengurus Cabang memiliki hak bicara, hak memilih dan hak dipilih.
e.    Pengurus Anak Cabang memiliki hak bicara dan hak memilih.
f.      Undangan yang ditetapkan pengurus memiliki hak bicara.
7.                   Tata Tertib Muscab dan tata cara pemilihan ketua dibuat oleh Pengurus Cabang dengan pengesahan Muscab.
8.                   Pembentukan Pengurus Cabang melalui rapat Tim Formatur.

Pasal 43

Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub)

1.         Dalam keadaan istimewa Musyawarah CabangLuar Biasa dapat diadakan sewaktu-waktu atas:
a.    Saran dan pertimbangan Dewan Pembina dan Dewan Pertimbangan.
b.    Usulan Pengurus Cabang
c.    Permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Anak Cabang yang sah.
2.         Muscablub dihadiri oleh :
a.    Dewan Pembina (minimal satu orang)
b.    Dewan Pertimbangan (minimal satu orang)
c.    Pengurus Wilayah
d.    Pengurus Cabang
e.    Pengurus Anak Cabang
f.      Undangan yang ditetapkan pengurus.
3.         Muscablub diadakan dan dipimpin oleh panitia yang dibentuk oleh Dewan Pembina, Dewan Pertimbangan dan atau Pengurus Cabang.
4.         Muscablub dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Anak Cabang.

5.         Hak suara, memilih dan dipilih dalam Muscablub diatur sebagai berikut :
a.    Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b.    Dewan Pertimbangan memiliki hak bicara.
c.    Pengurus Wilayah memiliki hak bicara.
d.    Pengurus Cabang memiliki hak bicara, hak memilih dan hak dipilih.
e.    Pengurus Anak Cabang memiliki hak bicara dan hak memilih.
f.      Undangan yang ditetapkan panitia memiliki hak bicara.
6.         Tata tertib Muscablub dan tata cara pemilihan ketua ditetapkan melalui sidang pleno Muscablub.
7.         Pembentukan Pengurus Cabang melalui rapat Tim Formatur.

Pasal 44

Rapat Kerja Cabang (Rakercab)

1.                   Rakercab diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Cabang atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Anak Cabang yang sah.
2.                   Rakercab diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Cabang.
3.                   Rakercab dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Anak Cabang yang sah.
4.                   Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.                   Rakercab diadakan untuk merumuskan program-program kerja.
6.                   Rakercab dihadiri oleh :
a.    Pengurus Cabang
b.    Pengurus Anak Cabang
c.    Undangan yang ditetapkan pengurus.

Pasal 45

Rapat Koordinasi Cabang (Rakorcab)

1.                   Rakorcab diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Cabang atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Anak Cabang yang sah.
2.                   Rakorcab diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus Cabang.
3.                   Rakorcab dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Anak Cabang yang sah.
4.                   Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.                   Rakorcab diadakan untuk membicarakan hal-hal teknis dan pengorganisasian pelaksanaan program kerja.
6.                   Rakorcab dihadiri oleh :
a.     Pengurus Cabang
b.     Pengurus Anak Cabang
c.     Undangan yang ditetapkan pengurus.

Pasal 46

Rapat Pimpinan Cabang (Rapimcab)

1.                   Rapimcab diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Cabang atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Anak Cabang yang sah.
2.                   Rapimcab diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Cabang.
3.                   Rapimcab dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Anak Cabang yang sah.
4.                   Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.                   Rapimcab diadakan untuk :
a.    Membicarakan hal-hal penting yang timbul selama kepengurusan.
b.    Merumuskan materi yang dipersiapkan sebagai bahan Muscab dan atau Muscablub.
c.    Melakukan penilaian dan evaluasi atas kinerja pengurus dalam pelaksanaan program kerja.
6.                   Rapimcab dihadiri oleh :
a.     Pengurus Cabang
b.     Pengurus Anak Cabang
c.     Undangan yang ditetapkan pengurus.

Pasal 47

Musyawarah Anak Cabang (Musancab)

1.                   Musyawarah Anak Cabang diselenggarakan 4 tahun sekali oleh Pengurus Anak Cabang atau dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Madrasah Diniyah yang diselenggarakan di wilayah kecamatan.
2.                   Musyawarah Anak Cabang diadakan untuk :
a.    Meminta pertanggungjawaban Pengurus Anak Cabang.
b.    Menetapkan program kerja Pengurus Anak Cabang.
c.    Memilih Pengurus Anak Cabang.
3.                   Musancab diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Anak Cabang.
4.                   Musyawarah Anak Cabang dihadiri oleh :
a.    Dewan Pembina (minimal satu orang)
b.    Dewan Pertimbangan (minimal satu orang)
c.    Pengurus Cabang.
d.    Pengurus Anak Cabang.
e.    Utusan Madrasah Diniyah.
f.      Undangan yang ditetapkan pengurus.
5.                   Musancab dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Madrasah Diniyah yang diselenggarakan di wilayah kecamatan.
6.                   Hak suara diatur sebagai berikut :
a.    Dewan Pembina memiliki hak bicara.

b.    Dewan Pertimbangan memiliki hak bicara.
c.    Pengurus Cabang memiliki hak bicara.
d.    Pengurus Anak Cabang memiliki hak bicara, hak memilih dan hak dipilih.
e.    Utusan Madrasah Diniyah memiliki hak bicara dan hak memilih.
f.      Undangan yang ditetapkan pengurus memiliki hak bicara.
7.                   Tata Tertib Musancab dan tata cara pemilihan ketua dibuat oleh Pengurus Anak Cabang dengan pengesahan sidang pleno Musancab.
8.                   Pembentukan Pengurus Anak Cabang melalui rapat Tim Formatur.

Pasal 48

Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa (Musancablub)

1.         Dalam keadaan istimewa Musyawarah Anak Cabang Luar Biasa dapat diadakan sewaktu-waktu atas:
a.    Saran dan pertimbangan Dewan Pembina dan Dewan Pertimbangan.
b.    Usulan Dewan Pengurus Anak Cabang
c.    Permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Madrasah Diniyah yang diselenggarakan di wilayah kecamatan.
2.         Musancablub dihadiri oleh :
a.    Dewan Pembina (minimal satu orang)
b.    Dewan Pertimbangan (minimal satu orang)
c.    Pengurus Cabang
d.    Pengurus Anak Cabang
e.    Utusan Madrasah Diniyah
f.      Undangan yang ditetapkan panitia.
3.         Musancablub diadakan dan dipimpin oleh panitia yang dibentuk oleh Dewan Pembina dan atau Dewan Pengurus Anak Cabang.
4.         Musancablub dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Dewan Pengurus Anak Cabang.
5.         Hak suara dalam Musancablub diatur sebagai berikut :
a.    Dewan Pembina memiliki hak bicara.
b.    Dewan Pertimbangan memiliki hak bicara.
c.    Pengurus Cabang memiliki hak bicara.
d.    Pengurus Anak Cabang memiliki hak bicara, hak memilih dan dipilih.
e.    Utusan Madrasah Diniyah memiliki hak bicara dan memilih.
f.      Undangan yang ditetapkan panitia, memiliki hak bicara.
6.         Tata tertib Musancablub dan tata cara pemilihan ketua ditetapkan melalui sidang pleno Musancablub.
7.         Pembentukan Pengurus Anak Cabang melalui rapat Tim Formatur.

Pasal 49

Rapat Kerja Anak Cabang (Rakerancab)

1.                   Rakerancab diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Anak Cabang atau atas  permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Madrasah Diniyah yang diselenggarakan di wilayah kecamatan.
2.                   Rakerancab diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Anak Cabang.
3.                   Rakerancab dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Anak Cabang yang sah.
4.                   Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.                   Rakerancab diadakan untuk merumuskan program-program kerja.
6.                   Rakerancab dihadiri oleh :
a.    Pengurus Cabang
b.    Pengurus Anak Cabang
c.    Utusan Madrasah Diniyah
d.    Undangan yang ditetapkan pengurus.

Pasal 50

Rapat Koordinasi Anak Cabang (Rakorancab)

1.                   Rakorancab diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Anak Cabang atau atas  permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Madrasah Diniyah yang diselenggarakan di wilayah kecamatan.
2.                   Rakorancab diadakan dan dipimpin oleh Pengurus Anak Cabang.
3.                   Rakorancab dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Anak Cabang yang sah.
4.                   Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.                   Rakorancab diadakan untuk membicarakan hal-hal teknis dan pengorganisasian pelaksanaan program kerja.
6.                   Rakorancab dihadiri oleh :
a.    Pengurus Cabang
b.    Pengurus Anak Cabang
c.    Utusan Madrasah Diniyah
d.    Undangan yang ditetapkan pengurus.

Pasal 51

Rapat Pimpinan Anak Cabang (Rapimancab)

1.                   Rapimancab diadakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan dan dalam keadaan istimewa dapat diadakan sewaktu-waktu atas penetapan Pengurus Anak Cabang atau atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari Madrasah Diniyah yang diselenggarakan di wilayah kecamatan.
2.                   Rapimancab diadakan dan dipimpin oleh Dewan Pengurus Anak Cabang.
3.                   Rapimancab dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah Pengurus Anak Cabang yang sah.
4.                   Setiap keputusan dianggap sah apabila telah disetujui sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
5.                   Rapimancab diadakan untuk membicarakan hal-hal teknis dan pengorganisasian pelaksanaan program kerja.
6.                   Rapimancab dihadiri oleh :
a.    Pengurus Cabang
b.    Pengurus Anak Cabang
c.    Utusan Madrasah Diniyah
d.    Undangan yang ditetapkan pengurus.

Pasal 52

Rapat-Rapat Lain

1.   Rapat pleno adalah rapat pengurus harian untuk membahas dan memutuskan sesuatu hal tertentu pada kasus luar biasa dalam organisasi
2.   Rapat harian adalah rapat pengurus harian untuk membahas dan memutuskan hal-hal tertentu yang diselenggarakan setiap 1 (satu) bulan sekali.
3.   Rapat terbatas adalah rapat pengurus harian yang dilakukan untuk membahas dan memutuskan hal tertentu pada kasus luar biasa dalam organisasi atas permintaan sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari pengurus yang ada.

BAB XIX

QUORUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 53

Permusyawaratan dan rapat adalah sah apabila memenuhi quorum yakni yang dihadiri sekurang- kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.

Pasal 54

Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mufakat dan apabila tidak mungkin, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.

Pasal 55

1.         Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dihadiri sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.
2.         Keputusan diambil dengan musyawarah untuk mufakat sekurang-kurangnya ½ (setengah) lebih satu dari jumlah peserta yang hadir.






Keuangan organisasi di dapat dari :
1.         Iuran anggota

BAB XX KEUANGAN

Pasal 56

2.         Sumbangan dari para dermawan, instansi pemerintah dan badan-badan swasta yang halal dan tidak mengikat organisasi.
3.         Usaha lain yang tidak bertentangan dengan syariat Islam, aturan organisasi dan atau hukum negara.

BAB XXI

TATA CARA PEMILIHAN
Pasal 57
1.         Tata cara pemilihan ketua diatur dalam Tata Tertib Pemilihan pada masing-masing tingkat kepengurusan FKDT berdasarkan musyawarah-mufakat, adil dan demokratis.
2.         Pembentukan pengurus pada masing-masing tingkat kepengurusan FKDT dilakukan oleh Ketua teripilih dan dibantu Tim Formatur yang dipilih oleh permusyawaratan.

BAB XXII PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 58
1.                   Pembubaran organisasi dapat diterima apabila diusulkan secara tertulis kepada Dewan Pembina Pusat sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang yang sah.
2.                   Pembahasan pembubaran organisasi dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah usulan diterima melalui Munas.
3.                   Pembubaran organisasi dilaksanakan di hadapan badan hukum (notaris).

BAB  XXIII P E N U T U P

Pasal 59
1.         Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur kemudian dalam Peraturan Organisasi.
2.         Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat dirubah oleh Munas dan atau Munaslub.
3.         Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Di tetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 06 Mei 2017

MUSYAWARAH NASIONAL II (MUNAS II)

PENGURUS BESAR FORUM KOMUNIKASI DINIYAH TAKMILIYAH (DPP FKDT)

Pimpinan Sidang Pleno III
Ketua



SURYANA, M.Si
Sektretaris



JAZULI PURNOMO, S.Pd.I